Ini merupakan langkah besar dalam sejarah pelayaran dunia. Sebuah kapal berusia 840 tahun yang karam di dekat muara Sungai Zhu Jiang (Pearl River-Sungai Mutiara) RRC akan segera diangkat ke permukaan dalam keadaan utuh. Kapal tersebut adalah kapal dagang kuno terlengkap yang pernah ditemukan di wilayah perairan RRC. Rencana pengangkatan kapal bernama Nan Hai Yi Hao (South China Sea I) ini merupakan proyek arkeologi laut terbesar yang akan dilakukan sejak RRC berdiri sebagai negara. Song Jiahui, Direktur Departemen Penyelamatan di Kementerian Perhubungan, pada 16 Januari 2007 dalam sebuah konferensi pers di Beijing telah mengumumkan akan melakukan pengangkatan terhadap kapal kuno tersebut dalam keadaan utuh. Berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan, kemungkinan besar proyek itu akan berlangsung pada Maret tahun ini. Untuk mendukung proyek raksasa yang prestisius ini, Dinas Perhubungan bagian Penggalian dan Penyelamatan di Guang Zhou, RRC, yang ditunjuk sebagai otoritas pelaksana lapangan, sudah menyelesaikan pembuatan sebuah kapal khusus semacam tugboat (kapal penarik bertenaga besar) yang dilengkapi alat penarik berkekuatan 400 ton. Keseluruhan proyek penggalian dan pengangkatan kapal South China Sea I ini akan dikonsentrasikan di Provinsi Goang Dong, yang langsung dikepalai Wakil Gubernurnya, Lei Yu Lan. Tetap Awet Dilaporkan oleh Xinhua, pada 16 Januari 2007, sebuah tim khusus telah berada di kawasan penggalian kapal untuk melakukan pemeriksaan akhir kondisi lautan sekitar. Lokasi persisnya South China Sea I tenggelam 840 tahun yang lalu adalah di bagian barat muara Sungai Mutiara (Zhu Jiang-Pearl River), RRC. Kapal dagang peninggalan Dinasti Song ini ditemukan pertama kali pada 1986. Penemuan ini mengejutkan dunia, karena ini merupakan temuan pertama terhadap kapal dagang yang karam berusia ratusan tahun yang muatannya masih dalam keadaan lengkap. Selain itu, kondisi kapal juga terlihat masih utuh tanpa kerusakan berarti. Ini menjadi kapal karam tertua yang kondisinya masih sangat baik, dengan muatan yang masih utuh pula. Selama 20 tahunan, Kementerian Perhubungan RRC sudah melakukan penelitian dan konservasi di sekitar perairan tempat kapal itu tenggelam. Berdasarkan rekomendasi lembaga negara RRC urusan benda sejarah dan purbakala, ditetapkan untuk melakukan proyek penggalian dan pengangkatan kapal itu secara utuh dari dasar laut. Secara teknis, South China Sea I tenggelam di kedalaman 20 meter. Kapal yang terbuat dari kayu itu benar-benar tampak masih kokoh laksana kapal baru. Dengan total bobot diperkirakan tak lebih dari 4.000 ton. Seandainya proyek pengangkatan kapal ini berhasil menarik South China Sea I dari dalam air dalam keadaan utuh, maka ia akan mengimbangi popularitas pasukan Terakota. Terakota atau Prajurit Terakota adalah kumpulan koleksi dari 8.099 patung berbentuk tokoh prajurit dan kuda dengan ukuran asli yang terletak di dekat makam Kaisar pertama Dinasti Qin yakni Qin Shi Huang. Ribuan prajurit batu itu ditemukan pada tahun 1974 dekat Xi'an, Provinsi Shaanxi. Terakota dibangun tahun 210 SM-209 SM dan bertujuan untuk melindungi Kaisar Qin sesudah kematiannya. Sementara South China Sea I adalah kapal dagang berusia 840-an tahun peninggalan Dinasti Song yang masih terkubur di bawah laut dalam keadaan utuh. Pengangkatan kapal ini akan membuka lembaran baru untuk melengkapi khasanah sejarah perdagangan laut China dan menambah pengetahuan tentang Dinasti Song (960-1279). Ekspedisi Pengangkatan Kapal Karam RRC berencana akan mengangkat sebuah kapal karam berusia seribuan tahun di Laut China Selatan. Song Jiahui, Direktur Departemen Penyelamatan di Kementerian Perhubungan dalam konferensi persnya mengemukakan bahwa kapal tersebut akan diangkat dari lautan secara keseluruhan. Ditambahkannya, operasi pengangkatan yang akan mereka lakukan menjadi operasi MOC terbesar. Kapal yang karam tersebut diberi nama South China Sea I yang diketahui aktif di masa Dinasti Song Utara (960-1127). Kapal ini ditemukan pada 1986 dan para penyelam sudah mengeksplorasi kapal karam tersebut sejak saat itu. Operasi pengangkatan akan dilaksanakan dalam pertengahan tahun ini, yang dilakukan oleh biro penyelamatan Kota Guangzhou. Sebuah kapal yang mampu mengangkat bobot seberat 4.000 ton akan diikutsertakan guna mengangkat kapal tersebut. Kendati demikian, Song tidak menjelaskan bagaimana kapal tersebut masih tetap utuh di sana setelah melewati satu milenium di bawah laut dan dia juga tidak menyebutkan lokasi yang pasti keberadaan kapal tersebut, kedalamannya serta berapa besarnya kapal itu. "Naga Langit Tionghoa", Penderek Terbesar Untuk memuluskan proyek pengangkatan kapal kuno South China Sea I di muara Zhu Jiang, RRC membuat mesin derek yang disebut Hua Tian Long (Naga Langit Tionghoa). Mesin ini akan ditempatkan di kapal penarik yang dikembangkan Shanghai Zhenhua Port Machinery Co Ltd (ZPMC), sebagai pabrik pembuat mesin derek dan struktur baja. Alat ini dirancang dengan kekuatan mengangkat beban sebesar 4.000 ton dan sudah dikirim ke Biro Penyelamatan Guangzhou. Upaya ini menandai keberhasilan RRC yang merancang dan menghasilkan peralatan air kolosal yang dimilikinya. Kapal tongkang (tugboat) ini sendiri masih diperlukan sebagai alat yang membantu mengeksplorasi minyak dan membantu upaya-upaya penyelamatan di dasar air. Kepala Eksekutif ZPMC Guan Tongxian kepada China Daily Shanghai & Delta mengemukakan bahwa perusahaannya tahun depan akan merancang sebuah derek yang mengapung, dengan kemampuan mengangkat bobot sebesar 7.000 ton. Ini akan menjadi yang terbesar di dunia. Pada uji coba, kapal tongkang sepanjang 165 meter dengan lebar 48 meter ini secara perlahan berhasil mengangkat muatan seberat 4.000 ton dan menjadi wakil dari perusahaan ZPMC, disaksikan oleh biro penyelamatan dan pemerintah setempat serta para ahli lainnya. Menurut pihak perusahaan, kapal-kapal tradisional dengan derek yang mengapung, tidak bisa berangkat jauh ke tengah lautan, sebab mereka rentan dengan cuaca ganas yang bisa menghancurkan kapal-kapal tersebut. Namun, Hua Tian Long, dengan derek yang dapat berputar, bisa tahan dari ombak besar dan mampu melakukan berbagai tugas berat seperti penyelamatan dan pengeksplorasian minyak. "Secara total, kapal itu dirancang dan diproduksi oleh kaum intelektual RRC," ujar Guan. Kapal derek ini akan digunakan guna mengangkat sebuah kapal yang karam dari masa Dinasti Song (960 hingga 1127) di laut China Selatan sebelum dikerahkan guna membantu mengeksplorasi lahan minyak di laut lepas. Sekilas Dinasti Song Dinasti Song merupakan sebuah dinasti yang memerintah Tiongkok mulai dari 960 hingga 1279. Dinasti ini ditandai oleh peledakan budaya dan militer serta bencana alam. Dinasti ini pun diteruskan oleh era Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan yang hadir sebelum Dinasti Yuan. Selama Dinasti Song, banyak kelompok yang mengancam perbatasan utara Tiongkok, yaitu Khitans dari Dinasti Liao, Tanguts dari Dinasti Xia Barat dan Jurchens dari Dinasti Jin. Dinasti Song sendiri dibagi menjadi dua periode yakni Song Utara dan Song Selatan. Song Utara (sekitar 960-1127) berjaya ketika ibukota Song berada di utara Kota Kaifeng dan dinasti tersebut dikendalikan oleh sebagian besar keturunan Tiongkok Dalam. Song Selatan (sekitar 1127-1279) diperkirakan berjaya setelah Song kehilangan kendali utara Tiongkok untuk diserahkan kepada Jurchen dari Dinasti Jin. Kerajaan Song mundur ke selatan Sungai Yangtze dan mendirikan ibukotanya di Hangzhou. Dinasti Jin berhasil ditaklukkan oleh Kekaisaran Mongol pada 1234, yang mengambil alih utara Tiongkok dan memiliki hubungan yang sulit dengan Kerajaan Song Selatan. Mongke Khan, pemimpin Khan keempat dari Kekaisaran Mongol, tewas selama dalam serangan militer melawan Song Selatan. Penerusnya, Kublai berhasil menyatukan kerajaan tersebut dengan menarik pasukan Mongol dari Timur Tengah dan akhirnya menaklukkan Dinasti Song pada 1279. Tiongkok saat itu sudah mulai bersatu, namun masih bagian dari Kekaisaran Mongol. Pada masa Dinasti Song, pelayaran kapal dagang Tiongkok sudah dilakukan. Muatan utama yang mereka angkut adalah kerajinan berupa keramik dan sutra serta berbagai benda-benda berharga lainnya. | |
|
Home »Unlabelled » 840 Tahun Terkubur di Dasar Laut